Sabtu, 07 Maret 2020

Menerka Sepucuk Status Usangnya Udo Z. Karzi


Saya membuka data-data usang dan saya menemukan simpanan berupa status akun FB Sastrawan Lampung Udo Z. Karzi pada 13-8-2017, pkl. 17:25. Saya sengaja menyimpannya karena memancing minat saya untuk menulis, meskipun baru sekarang (7-3-2020) atau lebih tiga tahun saya unggah ke JPS ini.  

SEMUA MAU JADI PENULIS. Termasuk yang tak bisa menulis. Hanya sedikit yang bersedia menjadi editor. Sudah begitu, ada saja penulis yang tak mau dieditori. Di lain pihak, terdapat pula editor yang kepengen lebih terkenal dari penulis yang dieditori,” tulis sastrawan yang saya kenal sejak 2002 di Cybersastra. 

Antara penulis dan editor (penyunting) memang sudah saya singgung, khususnya “Menulis dan Menyunting Sendiri”. Akan tetapi, dengan temuan status usanya Udo, saya tertarik melanjutkannya. Dan, kali ini, saya akan menerkanya. 

Pertama, semua mau jadi penulis, termasuk yang tidak bisa menulis.

Entah apa yang orang-orang itu bayangkan tentang penulis sehingga “semua mau jadi penulis”. Bagi saya, menulis merupakan sebuah pilihan terhadap suatu jalan yang sunyi. Kalaupun suatu waktu seorang penulis sampai pada tempat keramaian semacam perayaan (selebrasi budaya), tetaplah jalan sunyi menjadi kesehariannya yang paling intens.

Selanjutnya, menjadi penulis bukan berarti jaminan kebutuhan hidup dapat terpenuhi dalam waktu singkat melalui tulisan yang dimuat di media massa atau dibukukan oleh industri penerbitan. Sebagian penulis memang berhasil mencapai taraf kemakmuran itu, tetapi sebagian lagi terseok-seok, bahkan mengenaskan secara ekonomi.

Kedua, ada penulis yang tidak mau dieditori.

Kalau seorang penulis tidak mau dieditori (disunting) karyanya, berarti si penulis mampu melakukannya sendiri. Ya, seperti kata A. S. Laksana, Setiap penulis adalah editor pertama bagi karyanya sendiri.”

Persoalannya, editor yang semacam apa yang dimaksudkan oleh A. S. Laksana dan Udo Z. Karzi?

Kalau editor yang berkaitan dengan pemilihan tulisan dari seorang penulis untuk sebuah kumpulan tulisan, tentu saja, bukan lagi berurusan dengan “hal-hal elementer”. Akan tetapi pula, apakah sebelumnya penulis memang membutuhkan atau menunjuk seseorang sebagai editor karyanya?

Ketiga, hanya sedikit yang bersedia menjadi editor.

Mungkin maksud Udo adalah “banyak yang mau menjadi penulis tetapi sedikit yang mau menjadi editor”. Mungkin lho, ya?

Menurut saya, seorang penulis yang mengelola waktunya sedemikian rupa dengan tulis-menulis seharusnya juga memiliki waktu untuk menguasai perihal kaidah-kaidah penulisan dan penyuntingan. Melalui pengelolaan waktu dan kemampuan ini, penulis benar-benar menyadari bahwa kata-kata atau bahasa tulisan merupakan sebuah medan pertarungan yang serius.

Akan tetapi lagi, saya sepakat dengan Udo, “hanya sedikit yang bersedia menjadi editor”. Menulis dan menulis saja, karena mengeditori karya sendiri termasuk menambahi “beban”. Mungkin begitu, ya?

Keempat, terdapat pula editor mau lebih terkenal daripada penulis yang tulisannya dieditori.

Dengan memisahkan posisi penulis dan editor, jelas bahwa definisi, fungsi, dan substansinya berbeda. Saya menerka bahwa editor yang dimaksudkan Udo berada di ranah media massa ataupun penerbitan.

Begini. Setiap penulis memiliki karakteristiknya (ciri khas) sendiri dalam setiap karyanya, khususnya penulis yang telah puluhan tahun malang-melintang. Sebuah tulisan dari judul hingga selesai dengan tempat dan tanggal penulisan merupakan satu-kesatuan dari karakteristik itu sehingga begitulah kemudian penulis dikenal oleh khalayak pembaca.

Seorang editor tidak layak mengubah karakteristik seorang penulis, bahkan Saut Situmorang pernah menegur saya bahwa penulis adalah tuhan atas karyanya. Mungkin, kalau ada yang keliru atau salah tik (typo), sebaiknya dibicarakan langsung dengan penulisnya, dan tidak menimbulkan "kepengenan editor" yang melampaui batas.

Demikianlah terkaan tertulis saya terhadap status akun FB Udo. Kalau ada kekurangan atau kekacauan logika menerka, itu murni dari saya. Terima kasih.

*******
Beranda Khayal, 7-3-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar