Kamis, 05 Maret 2020

Kita ataukah Kami?


Sebenarnya saya malas mengulas lagi perihal “kita” dan “kami”. Persoalannya adalah sekian orang bergelar sarjana masih saja gagal memahami perbedaan antara “kita” dan “kami”.

Bukankah pelajaran mengenai kata ganti orang telah diajarkan sejak di bangku SD?

Saya tidak memahami, bagaimana sebagian guru Bahasa Indonesia tingkat SD mengajarkan perihal kata ganti orang pertama, baik tunggal maupun jamak. Apakah sebagian guru itu hanya mementingkan tanda tangan (formalitas belaka) bahwa kata ganti orang telah diajarkan, entahlah.

Saya juga tidak memahami, bagaimana sekian orang yang bergelar sarjana itu masih saja gagal menerapkan kata ganti orang pertama dalam komunikasi, khususnya ketika berbicara. Apakah ketika mereka masih SD dan belajar Bahasa Indonesia sambil ngobrol dengan kawan sebangku, entah juga.

Realitasnya, ya, tadi itu. Sekian orang bergelar sarjana masih saja gagal memahami perbedaan antara “kita” dan “kami”. Sudah gagal, masih juga bangga ketika bercfuap-cuap di depan kamera televisi!

Oleh karena “sebenarnya saya malas mengulas lagi” dan saya bukanlah seorang guru Bahasa Indonesia, lebih baik saya tidak perlu menjelaskan tentang “kita” dan “kami”. Sia-sia saja, sebab, toh, mereka sendiri malas untuk belajar lagi!

*******
Beranda Khayal, 5-3-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar