Sabtu, 07 Maret 2020

Kisah Terbalik tentang Dua Gadis di Balik Garis

Saya mendapati berita yang berkaitan dengan kemampuan menggambar yang dimiliki oleh dua gadis. Keduanya berada dalam selisih umur dan waktu yang berdekatan, tetapi kisah yang terberitakan malah bertolak belakang.

Pertama, muncul pada 5/3. Febby Lissa Ayu Aryanti berumur 17 tahun, hanya sampai Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setingkat SMP, asal Kampung Cirendeu RT 15 RW 04, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kesehariannya menjaga warung kopi ibunya sambil menjual sketsa, dan rajin mengurusi neneknya yang terbaring karena sakit stroke.

Kabar berikutnya adalah Febby muncul di sebuah acara televisi swasta (6/3), dan akan disekolahkan kembali.

Kedua, muncul pada 6/3. Inisial NF, berumur 15 tahun, masih SMP, asal Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada 5/3 sekitar pkl. 16.00 di rumahnya ia membunuh tetangganya yang masih bocah 5 tahun, dan tidak merasa bersalah ketika melaporkan dirinya ke Kantor Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat.

Kabar berikutnya adalah NF sedang diperiksa, termasuk oleh seorang psikolog, dan kasusnya sedang didalami.

Saya tidak perlu menuliskan lagi uraian beritanya, karena tulisan ini bisa sangat panjang. Saya hanya mau merekam bagian utama untuk tulisan sepele ini.

Saya melihat bahwa kemampuan menggaris kedua gadis ini sama-sama potensial. Meski ditambahi dengan kata-kata (curahan hati), garis-garis NF sudah potensial untuk remaja usianya. Kalau dua tahun lagi (sama usia 17 tahun pada kondisi Febby) dilakukan dengan tekun, kemungkinan NF menyamai kemampuan Febby.

Sementara mengenai kisah yang bertolak belakang di balik garis, jelas bukan ranah saya untuk mengkritisinya. Saya tidak mau gegabah dengan hal-hal yang sama sekali tidak saya ketahui.

Itu saja, sih. Sepele, ‘kan?

*******
Beranda Khayal, 7-3-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar