Jumat, 28 Februari 2020

Tulis-Menulis Saja


Saya lebih menyukai tulis-menulis daripada “bersastra”. Tulis-menulis lebih luwes daripada bersastra, karena tidak semua tulisan (karya tulis-menulis) “wajib” disebut sebagai karya sastra.

Kesukaan saya ini berdasarkan tulis-menulis dan tulisan itu sendiri. Udaran atau umbaran rasa yang tertulis pun merupakan tulisan; tidak perlu dipaksakan sebagai karya sastra yang cenderung menggunakan kaidah-kaidah atau norma-norma tertentu.

Maklum saja-lah, latar pendidikan saya bukanlah Program Studi Sastra. Buku koleksi saya tidak semuanya adalah buku sastra. Pergaulan sehari-hari saya pun bukanlah di lingkungan sastrawan. Saya pun enggan menjerumuskan diri beserta tulisan saya ke ranah sastra dan sastrawan.

Contoh paling gamblang adalah tulisan-tulisan di JPS yang jelas sekali bukan “Jaringan Penulis Sastra” ini. Saya tidak perlu merepotkan diri dengan tulisan yang berkoridor sastra. Apa yang singgah di kepala, itulah yang saya tuliskan.

Ya, tulis-menulis saja-lah. Suka-suka saja-lah. Semau-maunya saja-lah. Sebebasnya saja-lah. Jangan peduli sebutan. Jangan peduli stempel. Saya hanya mau menikmati pembelajaran dan pelatihan ini dengan santuy untuk saya sendiri.

Sementara pada kesempatan lain ada satu-dua tulisan saya masuk ke ranah sastra, tentu saja, itu saya sengaja setelah memahami genre sastranya. Akan tetapi, mustahil tulisan ecek-ecek semacam ini saya klaim sebagai puisi, ‘kan?

*******
Beranda Khayal, 28-2-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar