Gagasan, ide,
inspirasi, atau ilham bukanlah sesuatu yang langka. Setiap bangun tidur,
gagasan selalu menyambut pikiran yang baru terbuka, baik dari rencana
kemarin-kemarin maupun dari mimpi alias “bunga tidur” yang “mengusik” dan “menjejak”.
Bukan hanya dari
yang telah direncanakan atau yang mendadak muncul dalam nyenyak tetapi “menjejak”,
melainkan pula dari “sesuatu” yang seketika menyambut pikiran. Suara, aroma,
rasa, kondisi, dan segala sesuatu yang “ditangkap” oleh pancaindera bisa
menjadi gagasan.
Kepekaan
pancaindera menjadi bagian yang sangat sederhana tetapi penting dalam
pengolahan dan pengelolaan gagasan. Tidak perlu menunggu “gagasan cemerlang”
yang bakal menghebohkan jagat tulis-menulis. Tinggal bagaimana menuliskannya.
Begitulah. Rencana,
mimpi, dan segala yang seketika “ditangkap” oleh pancaindera merupakan gagasan-gagasan
yang paling awal. Mudah saja, ‘kan?
Selanjutnya ialah
kabar, berita, karya tulis orang lain, atau aneka situasi di luar diri yang
sekadar lewat, singgah, atau menjadi bagian dari gagasan “paling awal”. Kemudian
keluar dari rumah atau zona pribadi. Hal-hal semacam ini pun kembali kepada
kepekaan, baik kepekaan personal/individual (untuk diri sendiri) maupun
kepekaan sosial (untuk khalayak di luar diri).
Nah, kalau kepekaan
diterapkan sepanjang waktu, apakah gagasan merupakan sesuatu yang langka?
*******
Beranda Khayal, 28-2-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar