Jumat, 28 Februari 2020

Kepekaan Menangkap Gagasan


Gagasan, ide, inspirasi, atau ilham bukanlah sesuatu yang langka. Setiap bangun tidur, gagasan selalu menyambut pikiran yang baru terbuka, baik dari rencana kemarin-kemarin maupun dari mimpi alias “bunga tidur” yang “mengusik” dan “menjejak”.

Bukan hanya dari yang telah direncanakan atau yang mendadak muncul dalam nyenyak tetapi “menjejak”, melainkan pula dari “sesuatu” yang seketika menyambut pikiran. Suara, aroma, rasa, kondisi, dan segala sesuatu yang “ditangkap” oleh pancaindera bisa menjadi gagasan.

Kepekaan pancaindera menjadi bagian yang sangat sederhana tetapi penting dalam pengolahan dan pengelolaan gagasan. Tidak perlu menunggu “gagasan cemerlang” yang bakal menghebohkan jagat tulis-menulis. Tinggal bagaimana menuliskannya.

Begitulah. Rencana, mimpi, dan segala yang seketika “ditangkap” oleh pancaindera merupakan gagasan-gagasan yang paling awal. Mudah saja, ‘kan?

Selanjutnya ialah kabar, berita, karya tulis orang lain, atau aneka situasi di luar diri yang sekadar lewat, singgah, atau menjadi bagian dari gagasan “paling awal”. Kemudian keluar dari rumah atau zona pribadi. Hal-hal semacam ini pun kembali kepada kepekaan, baik kepekaan personal/individual (untuk diri sendiri) maupun kepekaan sosial (untuk khalayak di luar diri).

Nah, kalau kepekaan diterapkan sepanjang waktu, apakah gagasan merupakan sesuatu yang langka?

*******
Beranda Khayal, 28-2-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar