Gagasan selalu ada,
dan sering kali saya menemukannya hanya ketika bangun tidur. Tinggal bagaimana “kecenderungan”
dan “suasana hati” (mood) menarik setiap jemari saya untuk membuat himpunan garis
(gambar) atau aksara (tulisan).
Suatu himpunan
hanya pengganti dari kata “genre”. Kalau dalam aksara, ya, misalnya puisi,
prosa, esai atau opini, gombal, dan seterusnya. Kalau dalam garis, ya, misalnya
kartun, sketsa, atau sekadar menuangkan gagasan yang singgah.
Saya jarang sekali
dilupakan oleh gagasan, terlebih ketika usai menyeruput secangkir kopi. Hanya
saja, setiap gagasan mendadak singgah, belum tentu saya mampu merampungkannya
menjadi sebuah karya dalam sekejap.
Puisi, misalnya.
Terkesan sepele, bisa dengan beberapa baris dan bait. Saya bisa "bersembunyi" dengan metafora untuk mengungkapkan sesuatu, memainkan rima, dan menyusun dalam
baris dan bait agar bisa menjadi sepucuk puisi.
Akan tetapi, apakah
tulisan yang saya anggap sebagai puisi itu memang patut disebut puisi?
Cerpen, misalnya
lagi. Saya perlu memahami definisi cerpen dan seluk-beluknya, sehingga saya bisa
menyebut tulisan saya bergenre prosa.
Akan tetapi lagi,
apakah tulisan yang saya anggap sebagai cerpen itu memang patut disebut cerpen?
Lalu tulisan atau
gambar, yang saya gunakan untuk mengakomodasi gagasan saya. Apakah gagasan saya
berhasil “mengendarai” genre-genre itu?
Mau-tidak mau saya
tetap kembali pada konvensi mengenai puisi, prosa, sketsa, kartun, dan
lain-lain. Saya menghindar dari jebakan “klaim pribadi”, meski tetap saja saya mengakomodasi
gagasan saya sesuka-suka saya.
Kebetulan saya
telah melewati masa “mencari jati diri” atau ketenaran. Jebakan ketenaran atau
pengultusan diri alias berhala diri telah saya sadari, dan saya akan selalu
menghindari dari setiap jebakan di antara masa-masa berkreasi saya.
Dengan kesadaran
sebagai “bukan siapa-siapa”, saya tidak usah merecoki diri sekaligus membebani
diri saya untuk mengakomodasi gagasan ke genre-genre yang saya pilih tanpa
menolah-noleh pada dakwaan atau vonis siapa pun. Saya merdeka dengan pilihan
saya dalam gambar dan tulisan.
Demikianlah karya
berbentuk garis dan tulisan yang kemudian terkumpul dalam buku-buku tunggal
saya. Kumpulan puisi, cerpen, gombal, esai, kartun, dan lain-lain merupakan
bukti yang nyata, meski saya kerjakan semua dengan keterbatasan saya.
Dengan
keterbatasan-keterbatasan yang manusiawi, saya kerjakan semua menjadi buku tanpa beban “palsu”
(dakwaan atau vonis dari banyak kalangan). Dan sebenarnya saya hendak mengatakan
bahwa Anda juga mampu, bahkan lebih mampu melakukannya.
*******
Beranda Khayal,
29-2-2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar