Kamis, 13 Juli 2017

Disiplin dalam Proses Tulis-Menulis

Sebagian orang hebat mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan atau keberhasilan adalah disiplin. Disiplin dalam belajar. Disiplin dalam berlalu lintas. Disiplin dalam bekerja. Disiplin menambah ilmu pengetahuan. Disiplin mengamati perkembangan zaman. Disiplin mengembangkan diri. Dan lain-lain, termasuk dalam proses tulis-menulis.

Disiplin tidak mudah jika kata “disiplin” terjebak dalam pemahaman makna yang sempit seakan-akan disiplin itu kaku, statis, dan monoton, yang secara keseluruhan memperlihatkan suatu kegiatan yang sangat mengekang kebebasan. Kalau disiplin dikonotasikan dengan kaku, statis, dan monoton, ya, selamat bersusah-kesah melulu.  Lho mengapa begitu?

Begini. Tulis-menulis, gambar-menggambar, nyanyi-menyanyi, mancing-memancing, dan kegiatan lainnya merupakan sebuah pilihan. Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih, termasuk memilih suatu kegiatan, bukan?

Kebebasan berkaitan erat dengan kesenangan sebab semua orang ingin bebas, dan senang sekali kalau bisa bebas. Kegiatan yang menyenangkan, kata orang, adalah kegemaran atau hobi. Setiap orang memiliki hobi, bukan?

Seseorang yang memiliki hobi atau kegiatan yang menyenangkan sekaligus membebaskan dirinya untuk mengaktualisasikan kemampuan kemanusiaannya (kreativitas), tidak jarang, itulah yang akan dilakukannya secara terus-menerus (kontinyu), walaupun dengan suatu keterbatasan tertentu, semisal alat atau media. Oleh sebab senang dan bebas, tidak jarang pula, justru menghasilkan sesuatu, minimal keriangan dalam dirinya.

Oh iya, tadi ada kata “terus-menerus”. Terus-menerus tidak terlepas dari suatu kedisiplinan. Dalam tulis-menulis juga membutuhkan kedisiplinan itu. Disiplin dalam proses. Disiplin dalam pencarian informasi. Disiplin dalam gagasan. Ujungnya, disiplin dalam produksi (hasil). Oleh sebab tulis-menulis merupakan hobi, semua bentuk kedisiplinan itu seringkali tidak terpikirkan, atau tidak menjadi bebas. Bukankah suatu kesenangan selalu dilakukan tanpa terasa adanya beban?

Hobi dan disiplin dalam waktu bersamaan dan berkelanjutan adalah keniscayaan untuk menghasilkan suatu karya tulis-menulis yang baik. Baik di sini bukan saja tulisan sesuai dengan kaidah tulis-menulis melainkan pula sebuah tulisan yang memiliki suatu dampak tertentu, khususnya bagi pembaca tulisan. Dan, hobi tulis-menulis ini pun bukan berarti karena memang profesinya, misalnya panitera, jurnalis, sekretaris, dan seterusnya.

Ketika tulis-menulis merupakan sebuah pilihan hobi, kesadaran terhadap diri sendiri sangat diperlukan. Sadar bahwa dirinya menyukai; sadar bahwa dirinya ingin semakin berkembang; sadar bahwa dirinya suka berlatih; sadar bahwa disiplin pribadi akan membawanya ke suatu tahap yang disebut berhasil (sukses).

Keberhasilan suatu kegiatan tulis-menulis adalah produk (tulisan) itu sendiri. Keberhasilan pada tahap ini sudah cukup bagus. Agar bisa bagus dan semakin bagus, tentu saja, harus tekun berlatih atau berproses. Ketekunan ini, oleh sebab kesadaran atas hobi bahkan dilandasi rasa cinta atas pilihan, niscaya kesuksesan akan diraih pada suatu waktu, dan waktu-waktu lainnya.

Contoh orang-orang yang berhasil, yaitu Mochtar Lubis, Arswendo Atmowiloto, Seno Gumira Ajidarma, dan lain-lain, yang memang dilatarbelakangi oleh profesi sebagai jurnalis. Kedisiplinan karena profesi alias tuntutan pekerjaan, dan karena memang mereka menyukai.

Contoh lainya, yang bukan karena profesi jurnalis, yaitu Saut Situmorang, Puthut E.A., Eka Kurniawan, Raditya Dika, dan lain-lain, bahkan seorang Denny Siregar. Kedisplinan dalam proses tulis-menulis dilakukan karena kesenangan atas pilihan (hobi). Mereka tidak terpaksa melakukan kedisiplinan tetapi menyukai pilihan tulis-menulis itu.

Oleh karena hobi yang disadari dan dinikmati sebagai suatu kebebasan, kedisiplinan bukan lagi sesuatu yang kaku, statis, atau monoton, melainkan bagian dari proses itu sendiri. Kedisiplinan untuk berproduksi pun dilakukan dengan semangat riang-gembira. Tidak heran jika kemudian mereka selalu menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu, dan nama mereka pun terkenal pada suatu waktu.    

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar