“Eh, Bro, itu si
Anu sedang melihat-lihat buku!”
“Eh, Sis, itu si Anu sedang membeli kerupuk!”
“Eh, Gaes, itu si Anu sedang ngambek dekat bak sampah!”
“Eh, Sis, itu si Anu sedang membeli kerupuk!”
“Eh, Gaes, itu si Anu sedang ngambek dekat bak sampah!”
Nyamankah menjadi
orang terkenal? Nyamankah ketika berada di manapun, orang-orang di sana
mengenal siapa kita, bahkan mengerumuni kita?
Aku tidak akan
merasa nyaman kalau selalu menjadi bagian dari perhatian orang bahkan banyak
orang. Mengundurkan diri dari segala kegiatan kesenian di Balikpapan pun
merupakan bagian dari upaya keluar dari perhatian orang.
Aku tidak mau
terkenal atau menjadi terkenal/pesohor/selebritas di Balikpapan. Kemunculanku
di BTV hanya untuk menjawab “undangan” Lovie Gustian sebagai upaya
mempertanggungjawabkan penerbitanku terhadap buku novel “Setiap Malam adalah
Sepi” (2019) karya Alfiansyah.
Aku bisa membantu
atau mengajari sedikit mengenai tulis-menulis, tetapi di rumah. Alfian cukup
sering datang untuk belajar tulis-menulis atau hal-hal yang terkait dengan
dunia tulis-menulis. Naskah buku novelnya pun kubantu dalam hal penyelarasan
penokohan dan alur cerita. Ya, sedikit saja, sih.
Selain Alfian dalam
hal tulis-menulis, siapa lagi? Tidak seorang pun. Dan, semakin menyembunyikan
diri di rumah, semakin hilang namaku dalam perbincangan para pemerhati
tulis-menulis. Namun, justru aku lebih leluasa berkarya.
Hal yang tidak
berbeda ketika aku berada di kampung halamanku sendiri, Sungailiat. Almarhum
bapakku bukanlah orang “asing” bagi sebagian kalangan. Sebagian PNS angkatan
tua juga mengenal siapa bapakku karena pernah menjadi murid, khususnya di STM Sungailiat. Ibu angkatku dan beberapa
saudara pernah mengingatkanku, bahwa bapakku orang dikenal di Sungailiat.
Akan tetapi, karena
aku dulu jarang mudik (belasna tahun di Jogja), tidak seorang pun mengenalku
lagi, kecuali kawan kampung (Sri Pemandang Atas). Begitu bebasnya aku
berkelana, bahkan seorang diri berjalan kaki saja menyusuri beberapa pantai
pada 2006.
Keleluasaan,
kemerdekaan, atau kebebasan merupakan hal terpenting bagiku, baik untuk
berkarya maupun bepergian. Sebagai orang tidak terkenal, aku harus mengolah dan
mengelola diriku lebih baik atau mendalam lagi. Selama ini cukup berhasil,
yaitu buku-bukuku terbit dengan jumlah dan dana secukupnya.
Kurasa itu saja
yang bisa kusampaikan di sini.
*******
Pinggir Panggung Renung, 13/4/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar