Kamis berazan Subuh dari beberapa masjid. Udara masih basah karena selepas Magrib sempat hujan. Kukuruyuk-kukuruyuk
bersahutan dengan miaw-miaw seekor
anak kucing entah di mana.
Aku baru
mengirimkan permohonan ISBN untuk calon bukuku, “Sang Pengendara Aksara”. Buku
ke-3 untuk resolusi 2019. Dalam buku ini terdapat 23 artikel seputar kegiatan tulis-menulis, dan berstempel "Pilihan" di Kompasiana.Com. Semua sudah siap naik cetak, kecuali uang untuk biaya
pencetakannya.
Tidak perlu
menanyakan soal uang itu. Aku hanya bisa mengimani bahwa uang akan ada dengan
sendirinya. Bukan karena uang maka aku kemudian menyiapkan apa pun. Uang urusan
Tuhan, aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan.
Lalu, bagaimana
dengan buku ke-2, “Surga Siap Saji”? Belum kuajukan permohonan ISBN karena
ilustrasi isi belum kupindai. Beberapa ilustrasi akan mengubah halaman sehingga
belum bisa kucantumkan halaman yang pasti di Daftar Isi. Untuk pengajuan ISBN
dan KDT, aku harus memastikan jumlah halamannya.
Ya, resolusi 2019
yang kuimani pada akhir 2018 adalah terbitnya tujuh bukuku. Semua bukuku pada
2019 berupa kumpulan artikelku yang berstempel “Pilihan” (Highlight) dan “Artikel Utama” (Headline)
di Kompasiana.Com. Berapa dana yang
harus kusiapkan? Lagi, Tuhan yang akan memberikannya. Bagaimana caranya? Urusan
Tuhan, biarkan saja.
Aku memang berupaya
menyiapkan apa yang bisa kulakukan, khususnya untuk calon buku-bukuku. Untuk membuat
satu buku saja, bukan pekerjaan yang mudah dan singkat, semisal dua hari
selesai. Meski sampulnya sudah jadi, aku pasti membenahinya sampai siap naik
cetak.
Sekarang mumpung
ada waktu sebelum buku novel “Setiap Malam adalah Sepi”-nya Alfiansyah datang
dari sebuah percetakan di Jawa. Kalau buku novel itu datang, aku harus pergi
lagi ke Kupang untuk menyelesaikan pekerjaan arsitekturku yang tertunda. Elcid
sudah mengabarkan bahwa aku harus kembali, tetapi beri tahu waktunya.
Mau-tidak mau aku
harus pergi, meski berat kutinggalkan Balikpapan, termasuk acara peluncuran
novelnya Alfian. Pergi juga, bagiku, waktu yang tepat untuk menjemput rezeki
dari Tuhan sehingga aku bisa membiayai pencetakan buku-bukuku.
Tujuh bukuku harus
terbit sesuai dengan resolusiku. Untuk apa jika semuanya terbit? Untuk mewujudkan
keinginanku dalam pengabadian karya berbentuk buku. Buku-buku yang berisi
artikel tematis. Arsitek dan arsitektur. Seputar dunia tulis-menulis. Artikel
utama yang perlu pemikiran “lebih”. Tentang korupsi. Tentang sastra dan
sudut-sudutnya. Dan seterusnya.
Terus terang, kalau nanti berada di Kupang, aku pasti sibuk berurusan dengan perancangan dan pembangunan. Jiwa dan raga pasti capai ("capek" tidak baku). Aku harus menyiapkannya sebelum capai menderaku. Risiko yang sudah biasa. Mujurnya, novel Alfian sudah selesai.
Terus terang, kalau nanti berada di Kupang, aku pasti sibuk berurusan dengan perancangan dan pembangunan. Jiwa dan raga pasti capai ("capek" tidak baku). Aku harus menyiapkannya sebelum capai menderaku. Risiko yang sudah biasa. Mujurnya, novel Alfian sudah selesai.
Sirine pkl.06.00
WITA sudah berbunyi. Kukuruyuk masih
bersahut-sahutan. Kicau seekor kutilang liar sudah membuka pagi yang mendung.
Aku harus
mengakhiri tulisan sepele ini karena sudah waktuku untuk tidur. Tidur sambil
menunggu paket buku novel Alfian datang. Semoga buku novel Alfian membuka
kemungkinan-kemungkinan yang positif dan potensial untuk kebaikan bersama sebelum kelak aku tidak mampu pergi ke mana-mana lagi.
*******
Pinggir Panggung
Renung, 28/03/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar