Jumat, 12 Juni 2020

Kartun Tergabung dalam Buku "Indonesia Melawan Korona ala Kartunis" (2020)


Daftar kartunis yang karyanya terseleksi ke dalam buku “Indonesia melawan corona ala kartunis” (sesuai urutan abjad) , dan berhak menerima 1 (satu) buku cetak versi hitam putih:
1. Aan Adi Jaya, Tangerang
2. Abdul Qodir
3. Abram Ade Ilmawan, Yogyakarta
4. Afrizal
5. Agoes Jumianto, Yogyakarta
6. Agus Eko Santosa, Demak
7. Agus Widodo, Kendal
8. Agustinus Wahjono, Gus Noy, Balikpapan
9. Andrés Batista Valdes, Cuba
10. Ahmad Mudianto
11. Ahmad Qomarudin
12. Alex Pracaya
13. Anwar Rosyid
14. Arintoko, Jakarta
15. Atmaja Septa Miyosa, Yogyakarta
16. Bagong Soebardjo, Yogyakarta
17. Bakti Setyanta, Kendal
18. Bambang Sulistyo, Magelang
19. Boedy HP, Semarang
20. Budi Santosa
21. Cemal Tunceri, Siprus
22. Danang Pramono, Malang
23. Daniel Fahmi, Demak
24. Danny Yustiniadi, Semarang
25. Darsono, semarang
26. Den Dede, Makassar
27. Dhieyu, kendal
28. Dien Yodha, Banyumas
29. Diyan Bijac, Bogor
30. Edi Dharma, Jambi
31. Eko Faizin, Riau
32. Faisal Ua, Makassar
33. Ferdiyan Udiyanto, Cirebon
34. Ferry Way, Sidoarjo
35. Fitriyadi, Kendal
36. Fritz Pelenkahu, Jakarta
37. FX Subroto (Subro), Yogyakarta
38. Gesi Goran, Bekasi
39. Gom Tobing, Medan
40. Gunawan Rahardjo
41. Hari Utomo
42. H Ashadi
43. Hernanto Santosa
44. Herpri Kartun, Yogyakarta
45. Hugo Budiarto, Yogyakarta
46. I Made Arya Dwita Dedok
47. Itok Isdianto, Jakarta
48. I Wayan Nuriarta, Bali
49. Ixsora Gupita Cinantya, Surabaya
50. Jadud Soemarno
51. Jajak Ari Nugroho, Solo
52. Jango Pramartha, Bali
53. Jonathan Hendro, Jakarta
54. Juni Purwoto, Bogor
55. Karna Mustaqim, Tangerang
56. Khoiril Mawahib, Kendal
57. Makmun Bungsu, Makassar
58. Mohamad Idham Mokaron, Singapura
59. Mohamad Bagus Oka Hadikusuma
60. Muhammad Alvian Avan
61. Mohammad Najib, Tangerang
62. M.Nasir, Kendal
63. M.Syaifudin Ifoed, Kendal-Tangerang
64. M.Qomarudin, Jakarta
65. Paresh Vallabhbhai Tank, India
66. Partono, Semarang
67. Pramono R.Pramoedjo, Salatiga
68. Pratiwi Ambarwati, Depok
69. Putra Gara, Aceh-Bogor
70. Putri Shizu, Jakarta
71. Putu Suarya Soethama, Bali
72. Rossem, Malaysia
73. Sabariman Rubianto Sinung, Brebes
74. Simon Leo, Pare-pare
75. Slamet Sugiyanto, Jakarta
76. Sudarmanto
77. Suhendratno, kaliwungu
78. Sui Khiong (Yongki), Bogor
79. Supradaka, Jakarta
80. Sudi purnomo (Non-O), Jakarta
81. Supriyanto (Priez Tandang), Yogyakarta
82. Supriatin Soeprie Ketjil, Bojonegoro
83. Supriyanto, Depok
84. Sutarno, Tangerang
85. Tiyok Black Kustiono
86. Tommy Thomdean, Tangerang
87. Totok Haryanto, Kendal
88. Tyud Tahyudin, Depok
89. Usep Dede Mulyana
90. Wahyu Kadarsih (Ayun Wahyu), Yogyakarta
91. Wahyu Kokkang, Surabaya
92. Wahyu Siswanto, Lumajang
93. Wawan Bastian, Bogor
94. Yan Baptista Teguh, Bekasi
95. Yere Agusto, Bali
96. Yayat Gokilz, Gorontalo
97. Yustinus Anang Jatmiko (Nank Ngablak}
98. Zaenal Abidin
99. Zaen Sasak, Lombok
Bagi yang karyanya belum masuk seleksi, tetap bersemangat dan terus berkarya.
Semoga dilain kesempatan karya anda berhasil.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi dan dukungan rekan-rekan kartunis dalam proyek sosial Kartunis Indonesia melawan Covid-19.
Tetap SemangArt!
Salam kartun!
Pakarti
(The Indonesian Cartoonist Federation)
N.B:
Mohon diperhatikan dalam lampiran ini: Bagi kartunis yang namanya diketik dengan warna merah, harap mengirimkan kepada kami alamat domisili atau alamat surat-menyurat, agar kami bisa mengirimkan buku tersebut :

Selasa, 09 Juni 2020

Sabtu, 06 Juni 2020

PAKARBAL - Para Kartunis Balikpapan


Muncul lagi gagasan untuk membuat komunitas kartunis di Balikpapan setelah sekian waktu berteman dengan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) di Fb.

Para Kartunis Balikpapan. Paguyuban terlalu Jawa. Perkumpulan dengan "Pa-" tidak cocok. Maka, "Para" saja agar bisa menjadi "Pakarbal".




*******
Balikpapan, 6-6-2020

Jumat, 17 April 2020

Kondisi yang sedang Tidak Kondusif (1)


Saya bingung, mau mulai dari mana, padahal leptop sudah saya bentang sejak pkl. 12.30. Biasanya, setiap leptop terbentang, saya mau melakukan sesuatu dengannya, dan kali ini adalah menulis.  

Saya mau menulis, begitu ketika saya leptop keluar dari peristirahatannya. Sayangnya, saya hanya sibuk dengan mendengar lagu, mondar-mandir, dan entah apa lagi. Sama sekali tidak menulis, kecuali judul dan titimangsa. Saya kehilangan jalan masuk ke alinea pembuka. Celaka!

Sekarang sudah pkl. 21.25. Sekitar 9 jam terbentang tanpa suatu tulisan pun. Mau-tidak mau saya paksakan diri untuk menulis. Menulis apa yang ada dalam kepala.

Hanya ini. Apa? Ya, hanya ini. Kondisi saya sedang tidak kondusif. Tidak seperti biasa.

*******
Ruang Isolasi, 17 April 2020

Kamis, 19 Maret 2020

Berapa Tarif Jasa Editing, Koreksi, Lay Out, Desain Sampul, dan Lain-lain?


Dengan iseng-iseng saya mencari tarif jasa penyuntingan (editing), periksa aksara (koreksi), atak (Lay Out), perancangan (desain) sampul, dan seterusnya. Ndilalah, saya menemukan di situs Bukubaik.Com (www.bukubaik.com/2013/12/daftar-biaya-tarif-editing-proof.html). Itu pun tarif pada 2013.  

Adapun mengenai hasil iseng-iseng tadi ialah sebagai berikut :

Tarif Editing, Proof Reading, Layout, Desain Cover, Pengurusan ISBN, dan Penulisan Naskah Buku di Penerbit Yogyakarta

Bagi yang membutuhkan salah satu jasa saja, antara lain jasa penulisan, editing, proof reading, layout, desain cover, pengurusan ISBN, atau penulisan naskah buku di Yogyakarta bisa lihat daftar harga berikut. 

Biaya Editing Naskah
Tarif Edit Naskah Tulisan: Mulai Rp3000,- per halaman (format A4, font Calibri 12, spasi 1.5, margin 3333)

Biaya Koreksi/ Proof reading
Tarif Koreksi Naskah/Proof Reading: Rp1500,- per halaman (format A4, font Calibri 12, spasi 1.5, margin 3333)

Biaya Layout Buku via Indesign
Tarif Layout naskah tulisan: Mulai Rp1000,- per halaman (format A5, font Calibri 11)

Biaya Desain Cover Buku
Tarif Desain Cover Premium: Rp. 200.000,- (Koreksi 1 kali)

Biaya Penulisan Naskah
Tarif Penulisan Naskah Buku: mulai dari Rp20.000,- per halaman
Biaya penulisan buku biografi pribadi: Rp10.000.000,- per biografi 

Biaya Mengurus ISBN dan Barcode Yogyakarta
Tarif mengurus ISBN dan Barcode di Penerbit Buku Baik Jogja: Rp300.000,- waktu pengurusan sekitar 6 hari kerja perpusnas.
Persyaratan: Cover Buku, Nama Penulis, Judul Buku, Daftar Isi, Kata Pengantar, dan isi naskah dikirim ke email: penerbitbukubaik@gmail.com.

Tarif Jasa di Abadi Karya

Saya belum membuat daftar tarifnya untuk Penerbit Abadi Karya. Meski belum, bukan berarti penyuntingan dan lain-lain tanpa berbayar alias gratis. Apakah duduk berjam-jam untuk pekerjaan suatu jasa lantas hanya menghasilkan "terima kasih"?

Saya juga perlu menyiapkan surat perjanjiannya, agar masing-masing pihak bisa saling menjaga kesepakatan (komitmen). Saya jera dipecundangi oleh banyak penipu.

Akan tetapi, dengan daftar tarif dari Penerbit Buku Baik tadi, paling tidak, saya bisa memberi gambaran mengenai seberapa tarif yang akan saya berlakukan, dan saya sesuaikan dengan tahun sekarang (2020).

Mau gratis? Gampang. Kuasai saja ilmu bahasa, tata bahasa, editing dan seterusnya.

Lebih gratis lagi kalau memiliki penerbit sendiri, dan kerjakan saja semuanya secara sendiri pula. Iya, 'kan?

Sekian saja dulu.

*******
Beranda Khayal, 19-3-2020

Rabu, 18 Maret 2020

Bahasa Menunjukkan Bangsa

(Foto : Gus Noy, 18-3-2020)

Sebagian warga negara Indonesia masih belum menguasai bahasanya sendiri. Mungkin bahasa Indonesia kurang bergengsi, dan tidak mampu menarik perhatian alias tidak "menjual" (marketable).

Betapa sial dan malangnya bahasa Indonesia!

*******
Beranda Khayal, 18-3-2020

Selasa, 17 Maret 2020

Narasi Basi dan Narasi Pasi


Di era internet mendekam dalam banyak ponsel pintar dan bebas berkeliaran di ranjang ini saya masih membaca narasi-narasi basi. Sudah jelas basi, masih saja disampaikan berulang kali. Sama sekali tidak ada restorasi dan inovasi yang menarik untuk dianggap kekinian (up to date).

Narasi basi berarti narasi usang. Ada usang yang  benar, tetapi membosankan kalau diusung ke masa kini. Ada narasi usang yang benar, tetapi ngawur atau cocoklogi dipakai untuk kondisi masa kini. Ada pula narasi salah, tetapi masih juga digembar-gemborkan hingga kini.

Saya tidak perlu menuliskan contoh-contohnya. Narasi-narasi basi terlalu sering hilir-mudik di layar monitor, jari-jari saya bisa keriting menuliskannya.

Saya pun tidak perlu menyebutkan siapa narator atau institusi apa yang bernarasi basi hingga mengulang-ulangnya itu. Narator ataupun jajarannya terlalu mudah tersinggung lalu segera mengintimidasi, bahkan melakukan persekusi secara keroyokan, lalu menuding bahwa saya telah memfitnah.

Di samping narasi basi, bermunculan pula narasi pucat pasi atau narasi pasi. Narasi pasi muncul pada situasi terkini dan apa pun yang sedang tren-heboh. Lantang dan garang.

Akan tetapi, kalau mau duduk sebentar untuk menyimak, narasi-narasi yang lantang dan garang itu ternyata sekilas saja. Tidak berbobot. Tidak berenergi. Tidak berdampak positif. Retorika kosong.  

Narasi pasi bukanlah sesuatu yang langka. Para naratornya pun bukanlah orang-orang pelosok rimba, apalagi sama sekali tanpa pernah duduk di bangku sekolah. Dan dampak dari narator dan narasi pasinya adalah kaum zombie.

Seperti halnya narasi basi, saya tidak akan merepotkan diri dengan memaparkan mengenai contoh dan naratornya. Maklumlah, budaya primitif masih dihidupkan oleh banyak orang, yaitu berkelompok, memuja tokoh, dan main keroyok.

Melalui tulisan sepele ini saya hanya mengungkapkan secara sekilas mengenai narasi basi dan narasi pasi. Kedua narasi ini masih mendominasi informasi-komunikasi massa dari masa ke masa hingga di era teknologi internet mutakhir. Kelengahan atau kelalaian merupakan pintu masuk (akses) paling potensial bagi kedua narasi ini.

Ya, anggaplah tulisan ini cuma narasi sepi/sunyi. Gampang, 'kan? 
      
*******
Beranda Khayal, 10-3-2020